Selasa, 10 Januari 2017



1. Kupang (Sarung Mandau)
Kumpang adalah sarung bilah mandau. Kumpang terbuat dari kayu, dilapisi tanduk rusa, dan lazimnya dihias dengan ukiran. Pada kumpang mandau diberi tempuser undang, yaitu ikatan yang terbuat dari anyaman uei (rotan). Selain itu pada kumpang terikat pula semacam kantong yang terbuat dari kulit kayu berisi pisau penyerut dan kayu gading yang diyakini dapat menolak binatang buas. Mandau yang tersarungkan dalam kumpang biasanya diikatkan di pinggang dengan jalinan rotan.

2. Ambang
Ambang adalah sebutan bagi mandau yang terbuat dari besi biasa. Sering dijadikan cinderamata. Orang awam atau orang yang tidak terbiasa melihat atau pun memegang mandau akan sulit untuk membedakan antara mandau dengan ambang karena jika dilihat secara kasat mata memang keduanya hampir sama. Tetapi, keduanya sangatlah berbeda. Namun jika kita melihatnya dengan lebih detail maka akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok, yaitu pada mandau terdapat ukiran atau bertatahkan emas, tembaga, atau perak dan mandau lebih kuat serta lentur, karena mandau terbuat dari batu gunung yang mengandung besi dan diolah oleh seorang ahli. Sedangkan ambang hanya terbuat dari besi biasa.

3. Bilah Mandau
Bilah atau mata mandau biasanya memiliki beberapa lekukan pada bagian ujungnya. Pada bilah mandau juga memiliki ukiran yang berbeda antar daerah satu dan daerah lainnya. Ukiran tersebut menjadi identitas mandau dari sub-suku dayak tertentu.

4. Hulu (Gagang Mandau)
Hulu mandau mempunyai dua (2) nilai penting. Pertama sebagai pegangan atau tangkai senjata. Kedua bentuk hulu memberikan karakter pada sebuah mandau. Bentuk dasar hulu mandau biasanya menyerupai binatang-binatang berkaki empat, burung dll. Maka sudah sepatutnya, jika melihat dari catatan sejarah dan nilai-nilai yang terkandung didalam sebuah mandau, khususnya masyarakat suku dayak terus melestarikan dan memiliki nilai kebanggan terhadap senjata tradisional suku dayak ini.

Demikian Sobat tradisi, struktur dari senjata Mandau dari Kalimantan Utara. Sebagai senjata tradisi masyarakat Dayak di Kalimantan Utara, Mandau tetap terjaga keberadaannya. Sampai jumpa pada artikel mengenai senjata tradisional dari daerah lain di Indonesia.

Sumpit atau Sipet bagi masyarakat Dayak sudah tidak asing lagi. Sumpit di sini sebagai senjata khas suku Dayak yang digunakan untuk berburu binatang pada zaman dulu. Sumpit ini dilengkapi dengan anak sumpit dengan bentuk bulat dan berdiameter kurang lebih dari 1 cm. Anak sumpitnya (damek) terbuat dari bambu yang salah satunya berujung kerucut dan dari bahan kayu bermassa ringan (dari kayupelawi). Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Bentuk dan bahannnya mempegaruhi kecepatan dan arah lesatan anak panah, karena berfungsi agar anak sumpit melesat dengan lurus atau sebagai penyeimbang saat lepas dari buluh.

Selain itu ada senjata tradisional lain, baik yang mempunyai fungsi praktis, seperti misalnya; untuk berburu, atau berperang, seperti misalnya Lonjo atau Tombak, maupun sebagai senjata untuk upacara dan kehormatan, karena kedudukannya di masyarakat, seperti misalnya Dohong. Lonjo atau Tombak terbuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras. Dohong adalah senjata semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku.

Bahasa yang digunakan di Propinsi Kalimantan Utara, sesuai dengan keberadaan penduduknya yang terdiri dari Suku Tidung, Suku Bulungan, Suku Banjar, Suku Dayak dan Suku Suluk. Tentunya selain dari penduduk pendatang dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain Bahasa Indonesia dan bahasa penduduk pendatang, bahasa daerah yang banyak digunakan di Kalimantan Utara adalah Bahasa Tidung, dan Bahasa Dayak.
 Image result for gambar  mandau

Image result for gambar  sumpit atau sipet


Related image


Image result for gambar  sumpit atau sipet

Jumat, 28 Oktober 2016

Total Nonstop Action (TNA) Wrestling[9] adalah salah satu perusahaan gulat di Amerika yang masih aktif selain WWE (World Wrestling Entertainment).

TNA Wrestling ditemukan oleh Jeff Jarrett (Mantan pegulat WWF (Sekarang WWE).Awalnya konsep TNA Wrestling dibicarakan sebagai omongan santai sewaktu Jeff Jarrett, Jerry Jarrett (Ayah Jeff) dan seorang rekan.

Mereka membahas bahwa sekarang WWF(sekarang WWE) adalah satu-satunya perusahaan gulat yang masih aktif di Amerika setelah WWE mengakuisisi WCW (World Championship Wrestling) dan ECW (Extreme Championship Wrestling) pada tahun 2001.

Namun, Jeff Jarrett sangat serius dengan pembahasan tentang konsep gulat tersebut. Dan akhirnya Jeff bertekad untuk memulai perusahaan gulat tersebut.

WRESLING  KALTARA 14 DESEMBER 2015

Tiga Atlet Gulat Bulungan ke PON Jawa Barat

Hasil gambar untuk atlet wrestling kaltimHasil gambar untuk atlet wrestling kaltim

Hasil gambar untuk atlet wrestling kaltim

Tiga atlet gulat Bulungan yang mewakili Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menorehkan hasil yang cukup membanggakan. Pasalnya atlet Bulungan atas nama Nurhayati, M. Ismail dan Noviarno berhasil lolos babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat di Kota Malang 1 – 3 Desember 2015.

Nurhayati yang merupakan putri pasangan Selamaat Boli dan Fatimah Dahlan turun di kelas 48 Kg gaya bebas. Di kelas ini Nurhayati berhasil menyumbangkan medali perunggu. Hal yang sama juga diraih M. Ismail yang turun di kelas 54 Kg gaya Grego juga berhasil menyumbangkan medali perunggu. Sementara Noviarno mesti belum berhasil meraih medali pada babak kualifikasi PON Jawa Barat tersebut dipastikan tetap bisa berlaga di PON Jawa Barat 2016 nanti.

Perjalanan atlet Bulungan bisa kelolos ke PON Jawa Barat tergolong tidak mudah, sebabnya, atlet Bulungan dengan segala keterbatasannya harus berhadapan dengan atlet – atlet gulat unggulan dari provinsi lain, sebut saja Jawa Timur selaku tuan rumah, serta atlet dari Kalimantan Timur. Menurut Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Provinsi Kaltara, Djunaidi. Atlet dari provinsi lain sudah melakukan persiapan dan pelatihan untuk atlet setidaknya satu tahun sebelum pertandingan. Sedangkan untuk atlet Kaltara persiapannya sangat minim.

“Terus terang, atlet Kaltara minim suprot dari KONI Kaltara, kami bisa lolos PON sudah merupakan prestasi,” katanya. Disebutkannya, atlet Bulungan yang lolos ke PON Jawa Barat tadi tidak terlepas dari upaya pembinaan yang dilakukan KONI Bulungan melalui program pemusatan latihan khusus (Puslatsus). Baginya program Puslatsus Bulungan ini sangat membantu atlet Gulat yang sejatinya sudah merupakan tanggungan Pengprov PGSI Kaltara. “Maka kami sangat berterimakasih atas pembinaan yang dilakukan KONI Bulungan,” katanya.

Terpisah, Ketua KONI Bulungan, H. M. Saleh P. Khar mengatakan, KONI Bulungan sebagai induk olahraga di Bulungan memang punya kewajiban membina dan menyiapkan atlet agar bisa bertanding dan berpretasi di kancah regional, nasional maupun internasional. “Karena kami melihat atlet Bulungan punya potensi untuk berprestasi, karena itu pembinaan tetap kami suprot,” katanya.

Saleh juga mengatakan, paham dengan kondisi keuangan KONI Kaltara yang belum menyiapkan alokasi khusus untuk pembinaan atlet menjelang babak kualifikasi PON Jawa Barat. “Makanya kami dari pengurus KONI Bulungan bersepakat tetap melakukan pembinaan bagi atlet-atlet Bulungan,” ujarnya. (adm-1)